Sabtu, 19 Maret 2011

ABOUT J-ROCK


BUKAN hal mudah untuk suatu grup musik memulai eksis di ranah musik tanah air. Apalagi kondisi penikmat musik tanah air umumnya menyukai genre musik yang dimainkan band asal luar negeri yang menjadi panutan. Akan tetapi tidak bagi J-Rocks.
"Kami memiliki berbagai cara untuk mampu turut meramaikan dunia musik tanah air ini. Meski kami menyadari betul kalau musik yang kami bawakan hanya akan diminati pendengar kalangan tertentu," ujar Iman Taufik Rachman, gitaris J-Rocks, sekaligus vokalis ditemui sebelum penampilannya di ajang pergelaran musik JobsDB.com Professional Fair Bandung 2010, bertempat di Bandung Convention Center, beberapa waktu lalu.
Saat pertama kali J-Rocks dibentuk 9 November 2003, Iman dan rekan-rekannya, Sony (gitar),*Wima (bas) dan Anton (drum), bukan tanpa perhitungan memilih japanese rock sebagai aliran musik yang dimainkan mereka. Demikian pula halnya dengan dan-danan keempatnya pada setiap manggung dengan style berbeda.
J-Rocks (JRS) memang masih baru dalam industri musik. Nama mereka mencuat setelah menjadi finalis dan akhirnya keluar sebagai juara pertama kontes musik Nescafe Get Started. Beberapa saat sebelum J-Rockstar mengikuti event ajang lomba ini, Iman CS merubah nama J-Rockstar menjadi J-Rocks saja.


Pada babak grand final JRS berhasil mengalahkan dua band saingan, B-Five (dari Makassar) dan Cool Khas (dariYo-gyakarta). Memang warna musik yang ditawarkan oleh JRS saat itu belum ada di industri musik Indonesia. Namun, keberadaan mereka diakui setelah mendapat kontrak rekaman dengan label Aquarius Musik. Album perdana pun dirilis dengan judul "Topeng Sahabat". Album ini melempar hit "Lepaskan Diriku" sebagai jagoannya. Videoklipnya pun sudah sering ditayangkan di TV. Hebatnya hit ini mampu bersaing dengan album-album dari band papan atas seperti Padi dan Dewa, karena mampu terjual hingga satu juta keping.
Akan tetapi, buka itu yang patut dijadikan catatan khusus bagi grup musik asal Kota Jakarta ini, keberadaan mere-ka sempat menjadi perbincangan sejumlah musisi dan media di Jepang. Salah satu penyebabnya adalah wabah dandanan ala japanese rock yang turut disebarkan J-Rocks ke pencintanya.
J-Rocks tidak hanya mampu menyebarkan wabah genre musik japanese rock n roll saja, tetapi menularkan gaya dan tatanan busana yang menjadi gaya keseharian anak-anak muda di Jepang. Hebatnya lagi, mereka yang berdandan J-Rocks tersebut bukan hanya pencinta J-Rocks di Kota Bandung dan sekitarnya, tetapi juga dari Garut, Tasikmalaya, Cirebon, dan sejumlah daerah di nusantara ini. "Inilah hal yang paling kami banggakan," ujar Iman.
Sebagai rasa terima kasih J-Rocks atas atensi yang begitu besar dah fans ataupun penggemarnya, Iman dan rekan-rekannya menyebut penggilanya dengan J-Rockstar. "Inilah senjata sekaligus kekayaan yang kami miliki, tanpa mereka kami dan musik kami bukan apa-apa," ujar Iman.
Keberadaan J-Rockstarlah yang dirasakan Iman dan rekan-rekannya, yang telah mengangkat mereka dan menyeretmereka semakin jauh ke ranah musik tanah air. Hingga tembang-tembang J-Rocks, semisal "Lepaskan", "Meraih Mimpi", dan "Fallin In Love", yang sangat kental dengan pengaruh musik rock n roll Jepang, hingga kini masih diminati para J-Rockstar.
"Karenanya berbaik-baiklah pada fans. Sewaktu-waktu mereka dapat mengangkat kita, tetapi lain waktu kita pun dapat terjatuh karena mereka," ucap Iman.
Nama J-Rocks sempat menjadi kontroversi di kalangan pencinta musik Jepang di indonesia. Nama ini seakan mewakili genre japanese rock. Inspirasi nama J-Rockstar adalah dari suatu stiker bertuliskan "Rockstar", dengan harapan suatu saat akan menjadi rock star. Dan ditambahkan huruf J di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena awalnya mereka memainkan j-music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta. Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang benar-benar mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa)

gw dapet info disini : jrock

download lagu j-rock semua album gratis : download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar